Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) menyelenggarakan Pelatihan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) guna mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan kondusif di sekolah serta pondok pesantren.
Pelatihan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu (23–25 Mei 2025), bertempat di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, dan diikuti secara hibrid oleh DPW dan DPD LDII se-Indonesia, termasuk sekolah-sekolah di bawah naungan LDII.
Dari Jawa Barat, Baitul Izzah Boarding School (BIBS) dan Pondok Pesantren Baitul Izzah yang bernaung di bawah DPD LDII Kota Cimahi turut serta secara daring.
Kepala sekolah, tenaga pendidik, serta guru bimbingan konseling (BK) hadir aktif dalam pelatihan ini sebagai garda terdepan dalam pencegahan kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah.
Kepala SMA BIBS, Ikhfan Pujianto, S.Pd., menegaskan pentingnya peran strategis TPPK dalam menciptakan ruang belajar yang aman dan produktif.
“Peran dan fungsi TPPK sangat vital karena tim yang dibentuk akan bekerja keras agar peserta didik merasa nyaman dan tidak terintimidasi dalam menerima ilmu, sehingga pembelajaran dapat berlangsung optimal,” ujar Ikhfan.
Ia pun berharap pelatihan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan setiap tahun, mengingat besarnya manfaat bagi sekolah-sekolah di bawah LDII.
Pelatihan ini turut dihadiri oleh dewan penasihat, perwakilan pengurus Pondok Pesantren Baitul Izzah, dan Ketua DPD LDII Kota Cimahi, Ir. Dwi Hartono.
Menurutnya, LDII Cimahi memiliki komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan belajar yang bebas kekerasan dan mendukung tumbuh kembang peserta didik secara menyeluruh.
“Kami mendorong terciptanya sekolah yang aman dan nyaman melalui evaluasi rutin, pembentukan tim patroli, hingga penyelenggaraan kegiatan eksternal yang mendukung program pencegahan ini,” tegas Dwi Hartono.

Inisiatif ini selaras dengan gerakan nasional dalam memberantas kekerasan dan perundungan di sekolah.
LDII berharap pendekatan yang melibatkan semua elemen sekolah dan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan menciptakan ekosistem pendidikan yang positif dan berdaya.

