DPD LDII Kabupaten SidoarjoLintas Daerah

LDII Sidoarjo Dorong Pendidikan Inklusif dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Pendidikan

Untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah, inklusif, dan bebas kekerasan, DPD LDII Kabupaten Sidoarjo menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk Layanan Pendidikan Inklusif dan Pencegahan Bullying.

Acara yang diinisiasi oleh Bidang Tenaga Pendidik PPG LDII Sidoarjo Wilayah Tengah ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam bagi tenaga pendidik tentang pentingnya penerapan pendidikan inklusif dan strategi mencegah tindak kekerasan di satuan pendidikan, termasuk pondok pesantren.

Bertempat di Aula Barokah Pondok Pesantren Al Barokah, Sruni, Gedangan, Sidoarjo, acara ini sukses dihadiri 185 peserta yang terdiri dari para pembina, pengurus, dan guru di sekolah maupun pesantren di bawah naungan LDII.

Dengan menghadirkan dua narasumber ahli, yaitu Dr. H. Bambang Raditya, SE, MM, dan Dr. Dewi Ilma Antawati, M.Psi, Psikolog, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal membangun sistem pendidikan yang lebih adaptif dan bersahabat bagi seluruh siswa.

Dalam sesi pertama, Dr. H. Bambang Raditya menyampaikan pentingnya menerima siswa tanpa diskriminasi. Ia mencontohkan Sugiono, seorang penyandang tuna rungu, sebagai salah satu keberhasilan dari penerapan pendidikan inklusif.

“Pendidikan inklusif menekankan pada karakteristik individu siswa, bukan kekurangannya. Hindari membandingkan antar siswa karena itu bisa menimbulkan ketidaknyamanan,” ungkap Bambang, yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPW LDII Jawa Timur.

Sesi berikutnya dibawakan oleh Dr. Dewi Ilma Antawati, yang menjelaskan isi Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2024 terkait pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di satuan pendidikan.

Dalam paparannya, Dewi mengungkapkan fakta bahwa pada tahun sebelumnya, tercatat lebih dari 3.800 kasus kekerasan di lingkungan pendidikan, mencakup kekerasan fisik, psikis, hingga cyber crime.

LDII Sidoarjo Dorong Pendidikan Inklusif dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Pendidikan

Ia menambahkan bahwa perundungan sering dianggap sebagai candaan ringan, padahal dampaknya dapat memicu stres berat dan tekanan mental pada korban.

Sebagai solusi, Dewi mengenalkan metode disiplin positif, yaitu pendekatan yang menanamkan perilaku baik melalui komunikasi yang penuh empati dan saling menghormati.

Ketua PPG Sidoarjo Wilayah Tengah, Suwoto, S.Pd, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dirancang untuk membekali guru dengan pemahaman komprehensif tentang pendidikan inklusif dan penanganan bullying.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap tenaga pendidik memiliki bekal yang cukup untuk mengelola pembelajaran yang lebih ramah dan mendukung perkembangan siswa secara optimal,” jelas Suwoto.

Mendukung upaya ini, KH. Rokhim Aminuddin, mewakili Dewan Penasihat PPG, menyatakan bahwa pembentukan karakter siswa adalah tugas bersama, bukan hanya tanggung jawab guru BK.

“Semua guru harus bekerja sama untuk membentuk generasi muda LDII yang berkarakter luhur,” tambahnya.

Semangat peserta semakin terlihat saat yel-yel “Bullying… No! Inklusif… Oke! Prestasi… Yes!” dikumandangkan dengan penuh antusias. Acara yang berlangsung dengan lancar ini ditutup dengan doa oleh KH. Ir. Suarsis Sutejo, Pemangku Pondok Pesantren Al Barokah.

Melalui sosialisasi ini, LDII Sidoarjo menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman, inklusif, dan mampu menumbuhkan potensi terbaik generasi muda tanpa adanya diskriminasi maupun kekerasan.

Silakan Anda Share — الحمد لله جزا كم الله خيرا

Leave a Reply

DPD LDII KABUPATEN BANDUNG - UCAPAN IDUL FITRI 1446 H